Metodologi Pembelajaran

Metodologi Pembelajaran



Pengertian yang lebih luas tentang metodologi adalah pendapat Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa metodologi pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan membawa proses pengajaran bisa lebih efektif.
Metodologi pembelajaran merupakan cara cara dalam melakukan aktivitas antara pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik perlu mengetahui dan mempelajari metode pengajaran agar dapat menyampaikan materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta didik.
Sebelum seorang dosen harus mengetahui beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam pemilihan sebuah metode pembelajaran, yaitu: Berpedoman Pada Tujuan Perbedaan Individual Anak Didik, Kemampuan Dosen, Sifat Bahan Pelajaran, Situasi Kelas, Kelebihan dan Kelemahan Metode, Kelengkapan Fasilitas

Macam-macam Metode Pembelajaran yang Sering Digunakan oleh Pengajar
Metode pengajaran dipraktekkan pada saat mengajar dan dibuat semenarik mungkin agar peserta didik mendapat pengetahuan dengan efektif dan efisien. Berikut ini metode metode pengajaran dalam proses belajar:

1. Metode Pembelajaran Konvensional / Metode Ceramah

Salah satu macam metode belajar yang kerap digunakan adalah metode ceramah. Maksudnya, metode ini diterapkan dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis, tidak membutuhkan banyak alat bantu.
Metode ini mampu digunakan untuk mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya beli siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan.

Berikut kekurangan metode pembelajaran ceramah, yaitu: Siswa menjadi pasif. Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk. Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan. Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima informasi atau pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini mungkin cukup menarik. Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang jelas. Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata- kata saja. Sedangkan kelebihan dari metode pembelajaran ceramah, antara lain: Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus. Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh. Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas. Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak. Mudah dilaksanakan.


2. Metode Pembelajaran Tanya Jawab

Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.

Berikut kelebihan metode tanya jawab, antara lain: Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Sedangkan kekurangan metode tanya jawab, antara lain: Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa. Sering membuang banyak waktu. Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode Pembelajaran Demonstrasi

Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.

Berikut kelebihan metode demonstrasi, antara lain: Menghindari verbalisme. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. Proses pengajaran lebih menarik. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri. Sedangkan kekurangan metode demonstrasi, antara lain: Memerlukan keterampilan guru secara khusus. Kurangnya fasilitas. Membutuhkan waktu yang lama.

4. Metode Pembelajaran Diskusi

Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi kelompok. Metode Diskusi berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.

Berikut kelebihan metode diskusi, antara lain: Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarya dan terobosan baru dalam pemecahan masalah. Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain. Memperluas wawasan. Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. Sedangkan kekurangan metode diskusi, antara lain: Membutuhkan waktu yang panjang. Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar. Peserta mendapat informasi yang terbatas. Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

5. Metode Pembelajaran Karyawisata

Macam metode pembelajaran yang juga kerap digunakan adalah metode pembelajaran karyawisata. Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti kunjungan di luar kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.

Berikut kelebihan metode karyawisata: Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata. Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat. Merangsang kreatifitas siswa. Bahan pelajaran lebih luas dan aktual. Sedangkan kelemahan metode karyawisata, antara lain: Kurangnya fasilitas. Perlu perencanaan yang matang. Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu. Mengabaikan unsur studi. Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

Pengertian Metode Pembelajaran PAI

Metodologi pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan membawa proses pengajaran bisa lebih efektif.

Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud

Menurut Wina Senjaya dalam Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan (2008: 147) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir dalam Metodologi Pengajaran Agama Islam (2008: 9) Metode pembelajaran agama Islam adalah cara yang paling efektif dan efisen dalam mengajarkan agama Islam. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat di pahami murid secara sempurna.

Dan menurut Al-Toumy Al-Syaibany dalam Falsafah Pendidikan Islam (1980:399) metode pendidikan pembelajaran Islam adalah segala kegiatan terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran agama seperti akidah, akhlak, tauhid, fiqih dan sebagainya.

Berdasarkan defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode Pembelajaran Agama Islam adalah jalan atau cara yang diterapkan dalam proses belajar mengajar agama Islam, guna tercapainya tujuan dan cita-cita pendidikan Islam.

Tujuan Metodologi Pendidikan Agama Islam

Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pengajaran Agama Islam mencantumkan bahwa metodologi pengajaran dalam pendidikan Islam bertujuan:
  1. Menolong pelajar untuk mengembangkan pengetahuan, maklumat, pengalaman, keterampilan dan sikapnya, terutama keterampilan berpikir ilmiah yang betul dan sikap dalam bentuk cinta ilmu, suka menuntutnya dan membuka rahasianya, dan merasa enak dan nikmat dalam mencarinya.
  2. Membiasakan pelajar mengahafal, memahami, berpikiran sehat, memperhatikan dengan tepat, mengamati dengan tepat, rajin, sabar dan teliti dalam menuntut ilmu, mempunyai pendapat yang berani, asli dan bebas.
  3. Menciptakan suasana yang sesuai bagi pengajaran yang berlaku, sifat percaya- mempercayai dan hormat-menghormati antara guru dan murid dan hubungan baik antara keduanya, dan juga meningkatkan semangat pelajar dan menggalakkannya belajar dan bergerak
  4. Memudahkan proses pengajaran itu bagi pelajar dan membuatnya mencapai sebanyak mungkin tujuan yang diinginkan dan menghemat tenaga dan waktu yang diperlukan untuk mencapainya.

Selain itu Basyiruddin Usman dalam bukunya Metodologi Pembelajaran Agama Islam memaparkan bahwa metodologi pengajaran agama Islam sangat bermanfaat bagi para guru atau pendidik agama Islam, karena:
  1. Membahas tentang berbagai prinsip, teknik-teknik dan pendekatan pengajaran yang digunakan. Dengan mempelajarinya seorang guru dapat memilih metode manakah yang layak dipakai, mempertimbangkan keunggulan dan kelemahannya serta kesesuaian metode tersebut dengan karakteristik siswa dan ciri-ciri khas materi yang akan disajikan sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
  2. Terlalu luasnya materi pelajaran agama Islam dan sedikitnya waktu yang tersedia untuk menyampaikan bahan, sudah barang tentu memerlukan pemikiran yang mendalam bagaimana usaha guru agama, agar tujuan pengajaran dan pendidikan agama Islam dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Disinilah fungsi metodologi pengajaran agama Islam dapat memberi makna yang besar sekali terhadap guru yang telah mempelajarinya secara baik, terutama yang berkenaan dengan desain dan rancangan pengajaran.
  3. Sifat pengajaran agama Islam lebih banyak menekankan pada segi tujuan afektif (sikap) dibanding tujuan kognitif, menjadikan peranan guru agama Islam lebih bersifat mendidik dari pada mengajar. Metodologi pengajaran agama Islam turut memberikan distribusi pengetahuan terhadap mahasiswa sebagai calon guru atau pendidik yang diharapkan.

Prinsip-prinsip Mengajar

Menurut Slameto dalam Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (2010: 35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar yakni :
  • Perhatian; Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan. Perhatian guru akan dapat mengembangkan bakat siswa.
  • Aktivitas; Dalam proses mengajar belajar, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Sehingga pelajaran dapat berkesan dan tidak berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.
  • Apersepsi; Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan diterimanya.
  • Peragaan; Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan. Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan. Juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di dalam jiwanya.
  • Repetisi; Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak mudah dilupakan.
  • Korelasi; Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan hidup semua ilmu atau pengetahuan itu saling berkaitan. Diupayakan hubungan itu dapat diterima akal, dapat dimengerti, sehingga memperluas pengetahuan siswa itu sendiri.
  • Konsentrasi; Hubungan antar mata pelajaran bisa luas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas tetapi mendalam. Dengan demikian siswa dapat melihat hubungan pelajaran yang satu dengan lainnya saling berhubungan, menyebabkan siswa memperoleh kesatuan pelajaran yang bulat dan utuh.
  • Sosialisasi; Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman lainnya. Siswa disamping sebagai individu juga mempunyai sisi sosial yang perlu dikembangkan. Bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan cara berpikir mereka dalam memecahkan masalah.
  • Individualisasi; Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana masing-masing mempunyai perbedaan khas. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa (secara individu), agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
  • Evaluasi; Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Dengan evaluasi guru juga dapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa mengalami kesulitan belajar. Dan juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya.

Komentar

Postingan Populer